Senin, 09 Juli 2012

5 Hal Dalam Pernikahan Dianggap Kebohongan


Headline






INILAH.COM, Jakarta - Pernikahan selalu dianggap sebagai kesempurnaan sebuah hubungan percintaan antara dua insan.
Wanita single selalu berpikir bila pernikahan akan membuat hidup mereka bahagia, sementara yang pria berpikiran jika sudah ada wanita di sisi mereka sebagai istri maka hidup mereka sudah utuh atau lengkap.
Namun pernahkah Anda tahu bahwa keindahan yang diinginkan akan terjadi dalam pernikahan katanya disebut-sebut hanya sebuah kebohongan atau mitos.
Seperti dikutip dari time of india, ada lima hal yang dianggap sebagai kebohongan itu.
Aku tidak akan kesepian lagi
Sebaliknya kesepian dianggap tidak ada hubungannya dengan menikah. Banyak yang tetap merasa kesepian meski mereka sudah menikah.
Seorang wanita yang sudah hidup sekian lama dengan pasangannya ternyata tetap merasa kesepian. "Saya tidak pernah merasa bahwa kami berbagi apa-apa Ketika aku berbicara, ia mendengar tetapi tidak pernah benar-benar mendengarkan. Pada hari libur, saya tidak pernah merasa bahwa kita bersama."
Mereka yang kesepian dan merasa bahwa pernikahan akan menjadi solusi, perlu menganalisis dan mengidentifikasi apa yang mereka rasakan.
Setiap saat adalah seks
Hasrat seksual dan frekuensinya tergantung pada libido, bukan sebuah perkawinan. Nyatanya banyak pasangan yang dalam hubungan pernikahannya memiliki kebencian atau selalu bertengkar, tidak melakukan hubungan seks yang cukup baik.
Mereka yang berpikir bahwa pernikahan akan memuaskan hasrat seksual, tapi itu tidak terjadi, dan selalu membuat kesalahan yang sama.
Saya tidak akan bekerja
Pernikahan bukan tidak berarti kemudian keamanan finansial, khususnya Anda perempuan, karena berpikir bahwa pria lah yang harus menopang kebutuhan Anda.
Terutama wanita menyadari bahwa gaya hidup dan aspirasi seseorang memiliki panggilan untuk kedua pasangan untuk menghasilkan pendapatan. Keamanan finansial jarang terjadi jika Anda tidak mengurus sendiri.
Pernikahan adalah awal kebahagian keluarga
Sebagian besar dari kita dikondisikan untuk memenangkan cinta dan kasih sayang dari mertua dan keluarga besarnya. Namun ketika itu bukanlah sebuah upaya yang mudah, kemudian mereka menjadi bingung dan gelisah.
Jadi disarankan untuk memberikan rasa hormat, cinta dan perhatian, tapi jangan berharap banyak.
Anak-anak bisa memperbaiki semuanya
Pasangan sering merasa bahwa ketidakbahagiaan dalam pernikahan bisa dihilangkan setelah mereka menjadi orang tua atau hadirnya anak-anak dalam pernikahan.
Tapi katanya, ini disebut sebagai kesalahpahaman pemikiran. Karenanya nyatanya anak-anak yang dilahirkan dalam sebuah keluarga yang tidak ramah ini hanya akan menyulitkan anak dan pasangan itu sendiri.
Perlu betul-betul dipikira, apakah ketika menikah Anda dan pasangan sudah benar-benar siap dan menginginkan memiliki anak?
Lalu apakah Anda setuju atau tidak dengan pemahaman itu. Itudikembalikan kepada Anda dan pasangan dalam memahami makna sebuah pernikahan. [mor]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar