SEPERTI tekanan darah, libido juga punya tensi. Terlalu rendah atau kelewat tinggi sama-sama bisa menimbulkan masalah.
Seorang
istri mengeluh karena merasa suaminya mengidap hipersek. Tiap hari
minta jatah. Meski ditolak tetap nekat. Menurut pakar seksologi, orang
yang memiliki libido tinggi akan menempuh segala cara agar bisa
melakukan hubungan seksual.
Problem semacam ini sekarang banyak
terjadi di masyarakat. Setidaknya bisa dilihat dari banyaknya istri
(kadang suami) yang berkonsultasi di media massa tentang persoalan nafsu
seksual pasangannya yang dinilai kelewat batas.
“Suami saya
hiperseks. Saya betul betul capek melayani nafsu seksualnya” keluh
seorang istri. “Apakah istri saya menderita hiperseks? Saya sampai
kewalahan di atas ranjang” keluh seorang suami di rubrik konsultasi yang
lain.
Kita sering terburu-buru menilai bahwa pria yang nafsu
seksualnya tinggi sebagai pengidap hiperseks. Padahal, dalam ilmu
kedokteran hiperseks adalah sebuah kelainan yang boleh dibilang cukup
serius. “Kondisi tersebut tidak selalu hiperseks” kata dr. Arman
Adikusumo, Sp.KJ (K), psikiater FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Frekuensi
hubungan seksual pasutri sangat relatif dan berbeda antarpasangan.
Umumnya, pasutri melakukan hubungan 2 - 3 kali seminggu. Namun, ini
bukan angka statistik yang menunjukkan normal-tidaknya frekuensi
hubungan intim.
Tidak sedikit pasutri yang melakukannya sebulan
sekali, dua minggu sekali, atau bahkan hampir tiap hari. Ini semua masih
dalam batas normal.
Arman mengibaratkan pola hubungan seksual
pasutri sebagai sepasang roda gerobak. Gerobak akan bisa berjalan
seimbang jika ukuran kedua rodanya sama.
Tidak masalah, apakah
keduanya sama-sama kecil atau sama-sama besar. “Asal masing-masing
pasangan bisa mengimbangi. Selama tidak ada keluhan dari salah satu
pihak, berarti tidak ada masalah” katanya.
Dikatakan, dalam
konteks medis, hiperseks termasuk kelainan perilaku alias gangguan jiwa.
Biasanya dikenal sebagai compulsive sexual behaviour (perilaku seksual
yang berlebihan). Kadang disebut juga erotomania. Jika terjadi pada
perempuan disebut nymphomania.
Pengidap gangguan ini terobsesi
sedemikian hebat terhadap kepuasan seksual. Mereka selalu berusaha
merealisasikan obsesinya. Kalau tidak puas dengan istri, mencari di
luar. Jika nafsunya tak terlampiaskan, ia mengalami stres berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar